Laman

Selasa, 21 Desember 2010

KH. NURUL HUDA DJAZULI

Pengasuh PP Ploso, KH Nurul Huda Djazuli menyampaikan bahwa pesantren tidak butuh diforlmalkan.

”Selama para kiai-kiai tetap sesuai pada kiprahnya, Ploso tidak butuh diformalkan,” tutur Kiai Huda dengan tegas Sabtu (26/12) malam di Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur dalam acara haul Pendiri PP Al-Falah, KH Ahmad Djazuli Utsman ke-35, KH Hamim Djazuli (Gus Miek) ke-17 dan Nyai Hj Rodliyah Djazuli ke-14.

Kiai yang dikenal tasawuf ini tidak sependapat dengan merebaknya gagasan untuk memformalisasikan pesantren. Menurutnya, pondok tidak usah membuat atau mendirikan sekolah, karena pengajian agamanya akan terabaikan. Pesantren lebih baik fokus mencetak para kiai yang kini mulai minim.

“Kalau masih ada kiai, setidaknya kita bisa berharap Indonesia akan menjadi negara yang baldatun thoyibatun warobul ghofur.”

Hal senada juga disampaikan oleh KH Shalahuddin Wahid. Semenjak beliau hijrah dari Jakarta, sudah banyak bangunan dan fasilitas gedung yang diperbaiki. Namun, beliau merasa ada yang kurang.

“Di Tebuireng itu lucu, banyak profesor, insinyur dan doktor. Namun, yang gak ada kiainya. Hanya Gus Dur yang dahulu murni mengaji agama di pesantren. Saya sendiri seorang arsitek. Maka, Saya ingin mendirikan madrasah murni, membangun Tebuireng yang dahulu lagi,” tutur Gus Sholah dengan mantap.

Menurutnya, pesantren adalah lembaga yang berada di garda terdepan untuk mencerdaskan anak bangsa.

Sementara Ketua DPR periode 2009-2014, Marzuki Ali, dalam sambutannya berulang kali memohon doa kepada para kiai dan hadirin agar masa kerjanya selama 5 tahun ke depan berjalan lancar dan dapat membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

”Saya mohon doa, mohon doa, mohon doa kepada para kiai dan mayarakat, agar diberi kekuatan oleh Allah untuk menjalankan amanah ini. Percayalah, DPR akan membongkar seterang-terangnya terkait kasus Bank Centuri. Siapapun yang bersalah harus ditindak dengan hukum yang tegas,” tutur Marzuki yang juga mengasuh PP Al-Ihsaniyyah, Palembang, dengan penuh harap.

Marzuki juga memohonkan doa kepada maysarakat agar Presiden SBY diber kekuatan dan ketabahan agar dapat menyelesaikan amanah bangsa dengan lancar.

Acara haul dipungkasi dengan ceramah agama oleh KH Mas Subadar dan KH Maimun Zubair. Dalam tausiyyahnya, KH Maimun Zaubair menguraikan panjang lebar tentang historis ulama dan berdirinya organisasi Nahdlatul Ulama. Khusus menjelang Muktamar NU di Makasar pada 22 Maret mendatang, beliau berpesan agar para kiai kembali bersatu untuk membesarkan NU demi menegakkan, mengembalikan dan membawa bangsa Indonesia menjadi Negara yang baldatun thoyibatun warobul ghofur.

Hujan deras memang mengguyur Kawasan Kota Kediri sejak sore. Namun, udara dingin yang menyeruak dan gerimis yang sesekali masih mengguyur ternyata tidak mengurangi animo masyarakat untuk menghadiri Haul Pendiri Pondok Pesantren Ploso.

Deretan bus-bus pariwisata dan travel berjajar di sepanjang jalan kawasan Pondok. Lokasi pondok tak lagi mampu menampung kehadiran puluhan ribu manusia yang terdiri dari santri, alumni dan masyarakat dari berbagai daerah di penjuru nusantara. Hadirin bahkan rela duduk di jalan-jalan raya.

Dalam acara haul itu, tampak hadir KH. Sholahuddin Wahid (Pengasuh PP. Tebuireng, Jombang), KH. Mas Subadar (Pengasuh PP. Raudlatul Ulum Besuk, Pasuruan), KH. Maimun Zubair (Pengasuh PP. Al-Anwar Sarang, Rembang), dan KH. Salim Ghozali, Sidoarjo. Selain itu, hadir pula Ketua DPR periode 2009-2014, KH. Marzuki Ali. (mkh) nu online

2 komentar:

  1. mugo2 pro masyayih ponpes AL FALAH PLOSO mojo kediri di paringi kesehatan lahir lan bhatin,,sehinggo saget nuntun qto poro santri teng dalan ingkang minulyo,,,,amin,,,,,,,,,,,,,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. ammiiiinnn yaa rabbal 'alamin..
      matur nuhun dateng do'a ipun njenengan,,

      mugi'' panjenengan di paringi ilmu engkang manfa'at lan barokah..

      Hapus